'/> Kisah Duka Mengharukan Anak Sholih Yang Mendoakan Ayahnya

Info Populer 2022

Kisah Duka Mengharukan Anak Sholih Yang Mendoakan Ayahnya

Kisah Duka Mengharukan Anak Sholih Yang Mendoakan Ayahnya
Kisah Duka Mengharukan Anak Sholih Yang Mendoakan Ayahnya
Blog Khusus Doa - Berikut ini akan kami share sebuah kisah anak sholeh yang berdoa untuk ayahnya. Kisah dongeng ini sangat inspiratif namun juga murung dan mengharukan. Semoga kisah dongeng ini sanggup menginspirasi bagi para pembaca tiruana untuk selalu mendoakan orang-orang yang kita sayangi terutama berdua untuk kedua orang tua.

Untuk bacaan doa-doa anak sholeh, Anda sanggup mempelajarinya pada artikel kami yang terlampau. Silakan sanggup Anda pelajari di label : Doa Anak Sholeh

Oke... Lanjut ke topik pembahasan kali ini wacana kisah anak sholeh yang berdoa untuk ayahnya, silakan eksklusif saja simak kisah sekomplitnya diberikut ini :

Dilansir dari laman islampos, Syaikh Umar bis Sa’ud menceritakan seorang cowok yang shalih. Ia cinta kepada orang-orang yang baik, dan ia bahagia berteman dengan mereka.

Ia memiliki ayah yang bertolak belakang dengannya. Ayahnya tidak menyukai orang-orang shalih. Seringkali ia mengusir mereka dari rumahnya kadab ia lihat orang-orang shalih tersebut sedang tolong-menolong dengan anaknya. Ia sama sekali tidak mempedulikan bagaimana perasaan anaknya.

Meskipun perilaku anaknya demikian, namun cowok itu tetap santun terhadap ayahnya. Kerap kali ia mendoakan kebaikan bagi ayahnya.

Suatu malam, di dikala ayahnya mendapat hidayah…


Pemuda itu bangun shalat di sepertiga malam akhir. Ia shalat sebagaimana biasanya, kemudian di rakaat terakhir ia mengangkat tangannya ke langit. Ia berdoa untuk ayahnya supaya mendapat hidayah. Tidak usang air matanya mulai menetes dari kedua matanya. Ia menangis. Doa yang penuh kejujuran itu meluncur dari lubuk hatinya yang dipenuhi rasa khawatir dan takut, kalau-kalau ayahnya tidak mendapat hidayah.

Di saat-saat yang penuh dengan kepasrahan untuk berlindung kepada Allah tersebut, maka ayah cowok tersebut masuk ke dalam rumah. Ia gres saja tiba sesudah bergadang semalaman. Samar-samar ia mendengar tangisan yang memelas menahan kepedihan. Ia pun tergerak untuk mencari sumber tangisan tersebut.

Kadab hingga di depan kamar anaknya, dan ia bermaksud untuk membuka pintu kamar tersebut, tiba-tiba ia mendengar bunyi anaknya yang sedang berdoa kepada Allah dengan penuh kerendahan dan kekhusyu’an. Ia mendengar anaknya sedang berdoa untuk ayahnya supaya mendapat hidayah.

Sekadab ayahnya terenyuh. Ia jatuh dan dan berlutut di depan pintu kamar anaknya. Ia pun menangis seraya berkata, “…Anakku… ia berdoa untukku, sementara saya mencabik-cabik perasaanya… ia berdoa demi kebaikanku, sementara saya justeru memusuhinya…”

Di dikala ibarat itu, sang anak telah selesai dari shalatnya. Kadab ia membuka pintu kamar, tiba-tiba ayahnya sedang duduk dalam keadaan menangis. Kadab melihat anaknya, maka tangisan sang ayah semakin menjadi-jadi. Ia pun peluk anaknya erat-erat seraya berkata, “Demi Allah, semenjak dikala ini ayah tidak akan melukai hatimu lagi.”

Yang sangat mengagumkan yakni apa yang dikemukakan oleh Syaikh Umar wacana keduanya sesudah insiden itu. Syaikh berkata, “Setelah insiden itu, ayahnya sering shalat bersama dengan anaknya di simpulan malam.”
Advertisement

Iklan Sidebar